Gunauntuk terus memaksimalkan pelayanan kesehatan di Nusa Penida, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta mengunjungi Boat Ambulance Laut di Nusa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida, Minggu (9/1)2022. 'Boat ini merupakan Ambulance Laut milik dari RS Graha Medika yang sudah bekerjasama dengan Pemkab Klungkung khususnya untuk menangani rujukan pasien dari Jungutbatu, Lembongan ke RS Gema Santi Nusa

Ke Bali tak lengkap tanpa jelajahi keindahan pura-pura yang ada di pulau Dewata ini. Simak rekomendasi pura di Bali paling indah berikutWisata Pura di Bali - Menjelajahi pura di Bali adalah salah satu aktivitas yang bisa membuat liburan di Pulau Dewata terasa lebih bermakna. Jika kamu yang selama ini selalu menghabiskan waktu di Bali dengan berburu kuliner, bersantai dibeach bar, atau menikmati wisata malam ala Bali, inilah saatnya untuk merasakan Bali yang lebih utuh dengan menjelajahi pura-pura di Bali yang sarat nilai mayoritas masyarakat Bali merupakan pemeluk agama Hindu, tak heran ada banyak pura di Bali yang bisa dijumpai. Namun, diantara berbagai pura di Bali tersebut, berikut adalah wisata pura di Bali yang paling populer akan keindahan yang dimilikinya!Destinasi Wisata Pura di Bali Terindah1. Pura Lempuyang LuhurPura Lempuyang Sumber gambar WikipediaDibangun pada abad ke-8, Pura Lempuyang Luhur berdiri di atas ketinggian meter di atas permukaan laut. Wajar jika pura Bali ini merupakan salah satu yang tertinggi dan tertua di Pulau Dewata. Pura Bali ini dibangun sebagai persembahan kepada Dewa Sang Hyang Widi kamu jika di dunia ini hanya ada 6 pura yang dibangun untuk Dewa Sang Hyang Widi Wasa, dan salah satunya adalah Pura Pura Lempuyang bukan hanya bisa membuat kamu merasa lebih dekat dengan Sang Pencipta, tetapi juga bisa menyaksikan langsung keindahan alam yang telah diciptakan oleh-Nya. Di bagian puncak pura Bali satu ini, kamu bisa mendapati gapura tinggi yang seolah mengapit Gunung Agung, loh. Keindahannya telah menjadikan Pura Lempuyang terkenal di Bunutan, Abang, Seraya Bar., Kec. Karangasem, Kabupaten Karangasem, Bali 80852Hotel & Penginapan Terbaik dekat Pura Lempuyang LuhurTemukan lebih banyak pilihan hotel dan penginapan dekat Pura Lempuyang Luhur dengan penawaran harga terbaik di Traveloka2. Pura Agung BesakihPura Agung Besakih Sumber gambar WikipediaTerletak di Desa Besakih, Karangasem, Pura Agung Besakih layak menjadi destinasi wisata pura di Bali yang wajib kamu kunjungi. Dilengkapi 18 pura pendamping, Pura Agung Besakih merupakan pura terbesar di Bali lho. Jadi, kamu akan membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk bisa benar-benar menjelajahi keseluruhan kawasan salah satu pura terindah di Bali dalam kompleks Pura Agung Besakih terdapat satu pura pusat yang berdiri megah, yaitu Pura Penataran Agung. Untuk bisa mencapainya, kamu harus menaiki deretan anak tangga yang cukup banyak. Tenang, semua usaha ini akan terbayarkan begitu kamu sampai di puncak kok! Satu lagi, jangan lupa untuk mengunjungi Pura Pengubengan yang berada di lereng Gunung Agung karena pemandangannya yang luar Jl. Gunung Mas Besakih, Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali 80863Hotel & Penginapan Terbaik dekat Pura Agung BesakihTemukan lebih banyak pilihan hotel dan penginapan dekat Pura Agung Besakih dengan penawaran harga terbaik di Traveloka3. Pura SaraswatiPura Saraswati Sumber gambar WikipediaPura Saraswati ini terletak di Ubud dan dibangun sebagai penghormatan kepada Dewi Saraswati, dewi ilmu pengetahuan dan seni. Sesuai tujuan tersebut, Pura Saraswati didesain indah dengan adanya kolam air berisi ribuan bunga teratai. Dinding-dinding Pura Saraswati juga dihiasi oleh ukiran-ukiran dari para seniman Bali, loh. Jadi, destinasi wisata pura di Balisatu ini memang memiliki nilai seni yang sangat Jl. Kajeng, Ubud, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali 80571Hotel & Penginapan Terbaik di UbudTemukan lebih banyak pilihan hotel dan penginapan di Ubud dengan penawaran harga terbaik di Ubud4. Pura UluwatuPura Uluwatu Sumber gambar WikipediaPura Uluwatu merupakan salah satu pura terpopuler di Bali. Pura ini dibangun di atas sebuah tebing setinggi 70 meter yang berbatasan langsung dengan lautan biru. Deburan ombak yang senantiasa menemani membuat kunjungan ke destinasi wisata pura di Bali ini terasa lebih unik. Waktu terbaik untuk menjelajahi keindahan dari pura Bali satu ini adalah menjelang matahari terbenam, karena panorama sunset yang diberikan sangatlah itu, di kawasan Pura Uluwatu juga terdapatamphithatreyang sering digunakan untuk pertunjukan Sendratari Ramayana atau pun Tari Kecak. Pertunjukan budaya ini tentunya membuat waktu kunjunganmu ke Pura Uluwati semakin tak Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali. Hotel & Penginapan Terbaik di UluwatuTemukan lebih banyak pilihan hotel & penginapan di Uluwatu dengan penawaran harga terbaik di Traveloka5. Pura Ulun Danu BratanPura Ulun Danu Tabanan Sumber gambar WikipeidaDestinasi wisata pura terindah di Bali selanjutnya terletak di kawasan dataran tinggi Bedugul, yakni Pura Ulun Danu Bratan. Pura Bali ini dibangun di tepi Danau Bratan yang jernih, sehingga atmosfer menenangkan bisa langsung kamu rasakan ketika memasuki kompleks pura ini. Apalagi pura di Bali ini dikelilingi oleh barisan pegunungan hijau berselimut awan putih yang memesona. Melihat keindahannya, wajar sekali jika Pura Ulun Danu Bratan pernah menghiasi mata uang nasional. Masih ingat mata uang pecahan berapa yang memiliki gambar pura ini?Untuk menciptakan pengalaman yang lebih seru, pemerintah setempat juga menyediakan perahu yang bisa kamu gunakan untuk mengelilingi Danau Bratan lho. Tertarik ingin mengunjungi destinasi wisata pura di Bali satu ini? Jangan lupa siapkan jaket karena suasana di kawasan Pura Ulun Danu Bratan ini cukup Danau Beratan, Candikuning, Baturiti, Tabanan Regency, Bali 82191Hotel & Penginapan dekat Pura Ulun DanuTemukan lebih banyak pilihan hotel dan penginapan dekat Pura Ulun Danu dengan penawaran harga terbaik di Traveloka6. Pura Tanah LotPura Tanah Lot Sumber gambar WikipediaPergi ke Bali rasanya kurang lengkap jika tidak mengunjungi Pura Tanah Lot. Pura di Bali satu ini dibangun di atas sebuah batu karang yang berada di lepas pantai. Untuk bisa mengunjunginya, kamu harus meniti batuan karang yang akan menghilang ketika laut sedang pasang. Inilah yang menciptakan kesan berbeda dibanding pura-pura di Bali itu, fakta bahwa Pura Tanah Lot didirkan di atas sebuah karang membuatnya terasa lebih luar biasa, mengingat pura di Bali ini dibangun pada abad Beraban, Kediri, Tabanan, Bali 82121Hotel & Penginapan Terbaik dekat Pura Tanah LotTemukan lebih banyak pilihan hotel dan penginapan dekat Pura Tanah Lot dengan penawaran harga terbaik di Traveloka7. Pura Tirta EmpulPura Tirta Empul Sumber gambar WikipediaPura Tirta Empul terletak di Kabupaten Gianyar. Pura di Bali ini berumur cukup tua karena telah dibangun pada abad ke-10 dan kini telah diakui sebagai salah satu warisan budaya nasional. Satu hal yang membuat tujuan wisata pura di Bali ini spesial adalah adanya mata air yang terus mengalir hingga ke kolam pemandian. Di sana, kamu bisa mengikuti ritual penyucian diri yang disebut sebagai melukat, mengunjungi kolam pemandian, kamu juga bisa mengunjungi kawasan yang disebut sebagai jeroan untuk beristirahat. Kawasan jeroan ini juga sering digunakan untuk acara keagamaan oleh umat Hindu Jl. Tirta, Manukaya, Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali 80552Hotel & Penginapan Terbaik dekat Pura Tirta EmpulTemukan lebih banyak hotel dan penginapan dekat Pura Tirta Empul dengan penawaran harga terbaik di Traveloka8. Pura Taman AyunPura Taman Ayun Sumber gambar WikipediaTelah berusia lebih dari 4 abad, pura yang dibangun pada 1634 ini terkenal akan keberadaan kolam teratai yang mengelilinginya. Selain bisa menikmati suasana Pura Taman Ayun yang tenang, tak jauh dari destinasi wisata pura di Bali ini kamu juga bisa mengunjungi Museum Manusia Yadnya. Berbagai informasi mengenai posesi upacara-upacara adat yang ada di Bali semua bisa kamu temukan di museum Jl. Ayodya Mengwi, Kec. Mengwi, Kabupaten Badung, Bali 80351Hotel & Penginapan Terbaik dekat Pura Taman AyunTemukan lebih banyak pilihan hotel dan penginapan dekat Pura Taman Ayun dengan penawaran harga terbaik di Traveloka9. Pura Goa Lawah KlungkungPura Goa Lawah Sumber gambar WikipediaSesuai dengan namanya, pura di Bali selanjutnya ini di bangun di sebuah goa yang dihuni oleh kelelawar. Tak perlu khawatir mengunjungi Pura Goa Lawah karena kelelawar yang tidak akan menyerang dan juga telah jinak. Selain karena keunikannya ini, Pura Goa Lawah juga merupakan salah satu pura yang penting bagi masyarakat Bali sehingga jarang sepi dari pengunjung baik dari wisatawan ataupun masyarakat Jl. Raya Goa Lawah, Pesinggahan, Kec. Dawan, Kabupaten Klungkung, Bali 80761Hotel & Penginapan Terbaik dekat Pura Goa LawahTemukan lebih banyak pilihan hotel dan penginapan dekat Pura Goa Lawah dengan penawaran harga terbaik di TravelokaItulah berbagai destinasi wisata pura di Bali yang menjanjikan pengalaman liburan yang lebih berbeda. Ternyata, ada banyak cara untuk menikmati Bali selain mengunjungi pantai-pantainya, bukan! Tak sabar jelajahi berbagai pura terindah di Bali tersebut? Yuk, mulai rencanakan travelling-mu selanjutnya dengan Traveloka. Mulai dari beli tiket pesawat, booking hotel di Bali, hingga berbagai penawaran menarik dari Traveloka Xperience, bisa kamu temukan di aplikasi Traveloka untuk buat perjalananmu lebih & Penginapan Terbaik di BaliTemukan lebih banyak pilihan hotel dan penginapan di Bali dengan penawaran harga terbaik di Traveloka

PaketWisata Nusa Penida. Kami menyediakan paket wisata Nusa Penida seperti: one day trip Nusa Penida / half day / Paket 1 hari langsung balik, paket half day kombinasi barat - timur ( mix ), Paket menginap 1 hari 1 malam, paket 2 hari 1 malam + Snorkeling, Paket 3 hari 2 malam termasuk hotel dan paket spiritual atau tirtayatra.

Pura Batu Medawu Nusa Penida – Pulau Nusa Penida selain memiliki pesisir pantai yang indah, pulau ini juga sebagai tujuan wisata spiritual tirta yatra dimana di Nusa Penida memiliki banyak pura dimana pada masing-masing pura memiliki sejarah tertentu. Salah satu pura yang ada di Nusa Penida yaitu Pura Batu Medawu. Pura Batu Medawu merupakan salah satu pura terbesar yang ada di Nusa Penida yang berada di Desa Suana, sebelah barat Dusun Semaya. Pura ini termasuk sebagai pura sad kahyangan. Menurut seorang pemangku Pura Batu Medawu yaitu Jero Mangku Sugianta, pura ini merupakan satu diantara tiga pura Tri Purusa di Nusa Penida. Tri Purusa merupakan tiga pura utama yang berada di Nusa Penida yaitu Pura Dalem Ped, Pura Puncak Mundi dan Pura Batu Medawu. Ketiga pura ini diyakini sebagai cikal bakal dan peradaban budaya masyarakat Nusa Penida. Sejarah Pura Batu Medawu Menurut cerita Jero Mangku setempat, nama Pura Batu Medawu berasal dari kata perahu medah batu atau perahu yang membelah batu. Ini dipercayai dan di perkuat dengan adanya cerita babad Nusa Penida. Yang menceritakan kisah tentang I Renggan salah satu cucun Dukuh Jumpungan yang ingin menguasai Bali, dengan menggunakan perahu saktinya. Dia diyakini bisa merubah daratan yang dilewati perahu tersebut berubah menjadi lautan. Tetapi Bhatara Toh Langkir yang mengetahui keinginan itu sehingga membuat I Renggan tidak bisa mengendalikan perahunya. Sehingga perahu I Renggan terdampar di Manggis, Karangasem dan menabrak pulau yang ada disana, dan membuat pulau tersebut terbelah menjadi pulau kecil-kecil disekitar Padang Bai. Dan akhirnya I Renggan kembali ke timur pulau Nusa Penida. Ketika hendak menambatkan perahunya, ternyata perahunya tidak terkendali. Perahu tersebut lewat ke pantai dan membelah gundukan batu. Di tempat terdamparnya perahu I Renggan dibuatkan suatu tempat pemujaan yang sekarang disebut Pura Batu Medawu . Yang memperkuat cerita ini bisa dilihat di Pura Batu Medawu tepat berada di pura segaranya terdapat sebuah bangunan yang menyerupai ekor perahu dan menggambarkan perahu mebelah gundukan baru. Nama Pura Batu Medawu berasal dari kata perahu medah batu atau perahu yang membelah batu, ini dipercaya karena kisah tentang I Renggan salah satu cucu Dukuh Jumpungan yang ingin menguasai Bali dengan perahu saktinya. Ia diyakini bisa membuat daratan yang dilewati perahu tersebut menjadi lautan. Tetapi Bhataea Toh Langkir yang mengetahui keinginan itu membuat I Renggan tidak bisa mengendalikan perahu dan tertidur pulas. Perahu kemudian terdampar di Manggis, Karangasem dan menabrak pulau yang ada disana dan terbelah menjadi pulau kecil – kecil di sekitar Padang Bai. Karena kegagalannya, I Renggan kembali ke timur pulau Nusa Penida. Saat akan menambatkan perahunya, ternyata perahu tidak terkendali dan justru malah lewat ke pantai dan membelah gundukan batu. Mungkin ini sudah menjadi titah Hyang Widhi, bekas perahu I Renggan dibuat suatu tempat pemujaan yang sekarang disebut Pura Batu Medawu. Yang memperkuat cerita ini bisa dilihat di Pura Batu Medawu tepat di pura Segaranya, dari simbolisasi berupa bangunan yang mirip ekor perahu yang menggambarkan perahu membelah gundukan baru. Konsep Tata Ruang Nyegara Gunung Pura Batu Medawu memiliki konsep nyegara gunung. Dimana dalam artian yaitu perpaduan antara daratan dan lautan, dalam satu wujud keindahan. Di Pura Batu Medawu pemedek akan melakukan 3 kali persembahyangan yaitu di Pura segara, Pura Taman dan Pura Penataran. Dan alur persembahyangan terlebih dahulu dimulai dari Pura Segara, setelah itu dilanjutkan ke Pura Taman dan terakhir di Pura Penataran. Dari Pura Batu Medawu kita dapat menyaksikan matahari terbit dan tenggelam di tambah dengan keindahan pemandangan sekitar pura. Bagi para pemedek yang ingin tangkil pada saat piodalan di Pura Batu Medawu, dilaksanakan setiap 6 bulan sekali berdasarkan pawukon tempatnya pada Buda Kliwon Wuku Pahang. Biasanya banyak pemedek yang takil pada saat piodalan. Untuk menuju Nusa Penida tentunya anda membutuhkan fast boat sebagai trasportasi yang cepat dan aman dalam penyebrangan, menyediakan layanan tiket fast boat dan tour di Nusa Penida. Untuk info lebih lanjut bisa hubungi no telepon/Wa di 081236189001 Untuk infomasi Destination tempat wisata yang lain di Nusa Penida yang lain, silahkan KLIK DISINI Untuk booking ticket fast boat ke Nusa Penida, silahkan KLIK DISINI administrator The Nusa Penida adalah salah satu agent wisata ke Nusa Penida, yang melayani paket tour, snorkeling, diving, fast boat, hotel dan aktifitas wisata yang ada di Nusa Penida dan Lembongan Post navigation Previous Article Jembatan Kuning Nusa Lembongan Next Article Pohon Cinta Mati Nusa Penida
Pantaipantainya unik, seperti Pantai Kelingking, Broken Beach dan Angel Billabong.Belakangan ini, Nusa Penida menjadi salah satu destinasi yang paling banyak digandrungi para traveler. Buka saja aplikasi instagram, pasti ada saja orang yang pamer foto di Nusa Penida.Sebetulnya perjalanan ke Nusa Penida terbilang mudah.
Objek wisata di Nusa Penida. dok. pribadi/Ari Budiadnyana Pulau Nusa Penida saat ini menjadi destinasi wisata favorit di Bali. Ketika musim liburan, tempat ini akan ramai dikunjungi oleh wisatawan, baik domestik maupun pemandangan alamnya yang indah, Nusa Penida juga memiliki beberapa keunikan. Mulai dari budaya, adat, tradisi, hingga sejarah pulau yang terletak di Kabupaten Klungkung ini. Dilansir dari berbagai sumber, berikut 6 keunikan Pulau Nusa Penida. Baca Juga Kunjungan Wisatawan ke Nusa Penida Melonjak, Jalanan Macet Parah 1. Pelinggih berbentuk mobil di Pura Paluang Pelinggih berbentuk mobil di Pura Paluang. Bersejarah Di Nusa Penida terdapat pura yang bernama Pura Paluang yang terletak di Dusun Karang Dawa, Desa Bunga Mekar, Nusa Penida. Pura ini memiliki keunikan, satu-satunya pura di dunia yang memiliki pelinggih tempat suci yang berbentuk mobil. Ada dua pelinggih berbentuk mobil yaitu mobil VW beatle kodok dan mobil menyerupai catatan sejarah, dulu ada seorang warga Karang Dawa yang sedang membuka lahan dan di tempat tersebut terdapat sebuah batu karang besar. Batu karang ini kemudian dipindahkan dengan maksud untuk memperlancar proses pembukaan lahan. Namun anehnya, batu karang ini kembali lagi ke tempat semula. Kemudian didapat pawisik pesan, bahwa di tempat tersebut harus dibangun sebuah pelinggih tempat suci. Ida Sesuhunan yang melinggih berstana adalah Ratu Gede Sakti Hyang Mami. Warga diminta agar membuat pelinggih berbentuk mobil karena di alamNya, Ratu Gede Sakti Hyang Mami memiliki mobil. Hal ini dibuktikan oleh cerita dari warga yang sering mendengar suara deru mobil dan bunyi klakson yang diikuti sinar terang bergerak dengan kecepatan tinggi ke arah barat Tradisi Nyepi Segara Suasana Nyepi Segara di Nusa Penida. Tama Channel Saat peralihan tahun Saka, umat Hindu di Bali merayakan Nyepi. Tradisi Nyepi ini juga dilaksanakan di Nusa Penida, dengan nama tradisi Nyepi Segara. Pelaksanaan Nyepi Segara ini hampir sama dengan tradisi Nyepi biasanya. Namun dilaksanakan di area laut sekitar Pulau Nusa Penida. Tradisi Nyepi Segara ini tidak digelar pada perayaan Tahun Baru Saka. Namun dilaksanakan setahun sekali pada Purnamaning Kapat purnama bulan keempat, yang biasanya jatuh pada bulan Nyepi Segara dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan upacara Ngusaba Agung Penyegjeg Jagat di Nusa Penida. Kemudian sehari setelah upacara tersebut, digelar upacara pakelem atau upacara persembahan di tengah hari setelah upacara pakelem, baru dilaksanakan Nyepi Segara yang dimulai dari pukul Wita hingga pukul Wita keesokan harinya. Saat Nyepi Segara ini, tidak diperkenankan ada kegiatan di laut, termasuk memancing, penyeberangan, mencari ikan, memanen rumput laut, dan sebagainya. Otomatis saat pelaksanaan Nyepi Segara ini, kapal atau boat penyeberangan juga tidak beroperasi selama Memiliki kain tenun rangrang Seorang perempuan menggunakan kain tenun rangrang. Tenun Rangrang Pada umumnya, masyarakat Bali mengenal kain tenun gringsing, tenun songket, maupun tenun endek. Namun tidak banyak yang mengetahui kalau Nusa Penida, tepatnya Desa Pejukutan, memiliki jenis kain tenun yang diberi nama kain tenun kain tenun ini menggunakan alat tradisional yang bernama alat tenun cagcag. Keberadaan tenun rangrang ini diperkirakan sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit, dengan nama cerik bolong, yang kemudian berkembang menjadi nyrangyang. Dari nyarangyang kemudian berubah menjadi kain tenun ini hampir punah, hingga akhirnya kembali diproduksi pada tahun 2011. Bahan yang digunakan adalah benang metris dan rayon, pewarna alami menggunakan daun tarum, daun jati, kulit kayu jamblang, mangga, kepundung/menteng, mengkudu, dan kayu secang. Penguat warna alami menggunakan tunjung mimusops elengi, kapur tohor calcium carbonate, dan tawas potasium alum sulfide.Adapun untuk pewarna kimia, digunakan pewarna direk dan nandrin serta metanol. Motif yang digunakan pada kain ini yaitu motif pinggiran berupa gunung. Sedangkan untuk motif utama menggunakan motif wajik, iled, bianglala, jalur, porosan, skoci, gablak, silang, taji, dan Memiliki bahasa khas Nusa Penida Bahasa Nusa Penida sangat khas, di mana masyarakat Nusa Penida sering menyebutnya dengan nama Basa Nosa. Bahasa ini sedikit berbeda dengan Bahasa Bali pada umumnya, baik untuk bahasa Bali Kuno, bahasa Bali Aga, maupun bahasa Bali Kepara yang lumrah digunakan.Bahasa Nusa Penida memiliki dialek yang unik dan dalam penuturannya memiliki gaya bicara yang cepat. Basa Nosa saat ini sudah mulai dikenal hingga ke luar Nusa Penida. Hal ini juga dipopulerkan oleh beberapa seniman-seniman asal Nusa Penida, baik dalam seni musik maupun seni tari atau seni Terdapat tari sakral bernama Tari Baris Jangkang Tari Baris Jangkang. Nusa Penida terdapat sebuah tari sakral yang berasal dari Desa Pelilit. Tari sakral ini disebut dengan nama Tari Baris Jangkang yang biasanya digunakan untuk mengiringi suatu upacara keagamaan dan untuk membayar kaul atau Baris ini usianya sudah cukup tua, terlihat dari gerakan tarian dan busana atau kostum yang digunakan masih sangat sederhana. Kostum yang digunakan sangat berbeda dengan tari baris pada umumnya yaitu menggunakan celana putih, kain putih, dan saput ini dibawakan oleh delapan hingga dua belas orang laki-laki yang membawa senjata tombak. Para penari menari dengan setengah jongkok dan diiringi oleh Gambelan Gending Batelan. Pada tahun 2019, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia menetapkan Tari Baris Jangkang sebagai Warisan Budaya Tak Benda WBTB Pulau Nusa Penida dan Nusa Lembongan dulu menjadi satu I Renggan dan perahu saktinya. srip Keunikan lainnya adalah terkait dengan kisah atau cerita sejarah terbentuknya pulau Nusa Penida. Pada zaman dahulu, diceritakan bahwa Pulau Nusa Penida hanya ada satu, tidak terpisah seperti saat bahwa saat itu terdapat seorang tokoh sakti bernama I Renggan. Karena rajin melakukan tapa dan yoga semadhi, ia dianugerahi kesaktian tiada tara oleh sang kakek Ki Dukuh Jumpungan yang telah moksa. Selain kesaktian, ia juga diberikan anugerah berupa perahu atau kapal sakti, di mana setiap daratan atau benda yang ditabrak oleh kapal atau perahu tersebut, maka daratan atau benda tersebut akan Renggan kemudian berencana mencoba kesaktian perahu tersebut dengan cara menabrakkannya ke Pulau Nusa Penida. Pada tahun saka 200, I Renggan berhasil menabrak pulau Nusa Penida, sehingga pulau tersebut terbelah menjadi dua bagian yaitu Nusa Gede Nusa Penida dan Nusa Cenik Nusa Lembongan. Area laut yang membelah kedua pulau tersebut disebut dengan nama loloan Nusa Penida tentunya membuat pulau ini dikenal oleh masyarakat umum, khususnya para wisatawan. Nah, jika kamu akan berwisata ke Nusa Penida, jangan lupa untuk tetap menghormati adat dan budaya setempat ya. IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis. Selainpantai, Nusa Penida juga memiliki sejumlah pura untuk tempat ibadah umat hindu. Nah, diantara pura-pura yang ada di pulau ini, ada satu pura unik berada dalam goa, namanya Pura Goa Giri Putri. Lokasinya berada di Banjar Karangsari, Desa Suana, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali. Kali ini kami akan bahas tentang Pura Paling Sering Dikunjungi di Nusa Penida Nusa Penida terkenal dengan wisata spiritualnya. Itu di karenakan telah dari dulu sebagian besar umat Hundu Bali melakukan persembahyangan/ Tirtayatra ke Nusa Penida. Di Pulau Nusa penida banyak sekali terdapat tempat suci/pura yang merupakan Pura Kahyangan Jagat seperti Pura Ped , Pura Batu Medau, Puncak Mundi, Pura Goa Giri Putri. Berikut ini tiga Pura Sering Dikunjungi di Nusa Penida baik dalam acara tirtayatra atau sembahyang sehari-hari yaitu Pura Ped, Goa Giri Putri, dan Pura Puncak Mundi. 3 Pura Paling Sering Dikunjungi di Nusa Penida1. Pura Goa Giri Putri2. Pura Puncak Mundi. Pura Ped 3 Pura Paling Sering Dikunjungi di Nusa Penida 1. Pura Goa Giri Putri Tahapan persembahyangan di Goa Giri Putri dimulai dengan menaiki puluhan anak tangga menuju tempat persembahyangan pertama yakni Pelinggih Ida Hyang Tri Purusa Lan Ganapati, yang merupakan akses satu-satunya untuk memasuki Goa Giri Putri. Lubang pintu masuk ke dalam goa sangat kecil sekali. Apabila memiliki badan yang sangat pasti was-was untuk masuknya. Namun apabila tujuan Untuk Tangkil/Sembahyang, meskipun badan besar pasti akan bisa masuk ke dalam goa. Di Dalam goa areal sangat luas sekalai, diperkirakan bisa menampung ratusan muat. Adapaun Susunan/Tahapan Persembahyangan di Pura Khayangan Jagat Goa Giri Putri. Linggih Ida Hyang Tri Purusan dan Ganapati Linggih Ida Hyang Wisnu dan Wasuki Linggih Ida Hyang Dewi Gangga tempat melukat Linggih Ida Hyang Giri Pati Linggih Ida Hyang Giri Putri Linggih Ida Hyang Siwa Amerta, Rambut Sedana, Ratu Mas Manik Melanting, Ratu Syahbandar, Dewi Kwan Im, Dewa Langit dan Dewa Bumi. 2. Pura Puncak Mundi Puncak Bukit Mundi adalah tempat tertinggi di daratan Nusa Penida. Perjalanan ke Puncak Mundi cukup nyaman, permukaan aspal jalan cukup bagus. Hampir keseluruhan perjalanan adalah mendaki dan cukup curam, karena itu diperlukan kondisi kendaraan yang prima. Perjalanan ditempuh dalam waktu sekitar 45 menit. Jika ada acara spiritual yang cukup lama memakan waktu, sebaiknya mengenakan baju penghangat tubuh. Di lokasi ini terdapat dua pura penting yaitu pura Puncak Mundi dan Pura Krangkeng Pura Krangkeng Kertanadi Dengan tuntunan dari Spiritual di tempat ini kita dapat menanyakan ada tidaknya leluhur kita yang masih harus menjalani masa untuk tinggal, mencari tahu soroh atau dari klen mana sebenarnya keberadaan kita, Nuntun Leluhur, dan Ngaturang pengayubagia. Tentunya memerlukan persiapan tertentu dan prosesi khusus karena yang seperti ini bukanlah persembahyangan biasa. Pura Pucak Bukit Mundi Merupakan pura Penataran Agung dengan jaba sisi, jaba tengah dan jeroan paling dalam Ada perbedaan sedikit dari pura lainnya dimana pura ini jaba tengahnya lebih luas dari areal jeroannya sendiri. Ada banyak bale pekemitan baik di jaba sisi maupun di jaba tengah. Persembahyangan umum dilakukan di sini. Biasanya yang lebih umum, urutan tangkil di Nusa Penida, persembahyangan di Puncak Mundi dilaksanakan sebelum ke Pura Ped. . Pura Ped Pura Ped terdapat empat buah pura, yaitu Pura Segara, Pura Taman Sari, Pura Ratu Dalem Gede Mecaling, dan Pura Penataran Agung. Adapaun susunan urutan persembahyangan di Pura Ped sebagai berikut. Pura Segara Pura ini berlokasi paling dekat dengan laut. Areal pura tidak begitu luas. Acara persembahyangan berlangsung sebagaimana biasanya. Kapasitas pura kira-kira 50 umat. Pura Taman Sari Dari pura Segara, kita melanjutkan ke taman yang bertujuan untuk penyucian. Pura ini berlokasi disebelah timur atau sebelah kanan dari Pura Penataran Agung. Seperti namanya Pura ini dikelilingi oleh kolam yang dibuat cukup dalam, dan areanya juga tidak begitu luas. Kolam di sekeliling pura penuh dengan tanaman teratai yang berbunga indah. Acara persembahyangan biasa. Kapasitas pura sekitar 40 orang. Pura Dalem Ida Ratu Gede Mecaling Pura ini ada di sebelah kiri dari Pura Pentaran Agung, di sebelah utara Wantilan. Pura dalem linggih Ida tabik pukulun Ratu Gede Mecaling ini tidak terdapat banyak pelinggih. Satu pelinggih utama dan disebelah kiri pelinggih penyangga. Kapasitas pura kira-kira 70 umat. Acara persembahyangan sebagaimana biasanya. Pura Penataran Agung Dalem Peed Pura yang lumayan luas dan dengan penataan yang bagus. Terdapat banyak pelinggih berjajar pada sisi sebelah timur dan sebelah utara. Pelinggih sebelah utara dan palingging tinggi merupakan pelinggih penyimpenan. Di tengah-tengan berdiri sebuah pelinggih bale pelik. Di sebelah timur laut menghadap ke barat daya terdapat Padmasana/Surya. Pura Ped biasanya merupakan persembahyangan terakhir dari sebagian umat Hindu Bali yang tangkil atau Tirtayatra ke Nusa Penida. Di areal pura terdapat 3 wantilan besar, bisa digunakan untuk acara tari-tarian/mekemit/pesandekan pemedek. Yaitu Satu wantilan berada dekat dengan Pura Taman, dan 2 wantilan berada di depan atau setelah candi masuk. Salain itu juga terdapat Pesandekan Khusus Pemangku yang berada dekat dengan Pura Ratu Gede. Demikianlah 3 Pura Paling Sering Dikunjungi di Nusa Penida. Terimakasih sudah berkunjung. Apabila ada pertanyaan, silahkan komentar di bawah! Info Paket Tirtayatra Nusa Penida silahkan hubungi kontak kami 082339915678 KlianPura Kadek Widiarta mengatakan, Pura Tunjuk Pusuh Desa Pakraman Tanglad merupakan salah satu Pura Sad Kahyangan Jagad yang ada di Nusa Penida. Pengempon pura ini berjumlah 310 kk yang berasal dari Desa Adat Tanglad. Upacara Pujawali dilaksanakan enam bulan sekali tepatnya setiap rahina Buda Kliwon Gumbreg. Penelitian ini bertujuan untuk 1 Mengidentifikasi karakteristik wisataspiritual di Nusa Penida dan 2 memetakan jalur wisata spiritual diKecamatan Nusa Penida. Objek penelitiannya adalah tentang karakteristikwisata spiritual dan memetakan jalur wisata spiritual. Subjekpenelitiannya adalah pemangku pada setiap pura, sopir dan kepala desa diNusa Penida. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metodeobservasi lapangan dan wawancara. Analisis data yang digunakan adalahdeskriptif kualitatif, dengan mempertimbangkan hasil observasi lapangandan wawancara mengenai wisata spiritual yang dikaji dalam penelitian penelitian ini menunjukan bahwa 1 Karakteristik wisata spiritualdi Nusa Penida memiliki yaitu tipologi bangunan, susunan pura, orientasipura, sasaran yang dipuja, penyungsung pura, dan fungsi pura. 2 urutanjalur wisata spiritual dari keempat pura dimulai dari yang pertama sampaiterakhir yaitu Pura Goa Giri Putri, Pura Batu Medau, , Pura Puncak Mundi,dan Pura Goa Giri Putri. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha Volume 6, Number 1, Maret 2018, pp. 44-53 P-ISSN 2614-591X E-ISSN 2614-1094 DOI Open Access PEMETAAN JALUR WISATA SPIRITUAL DI KECAMATAN NUSA PENIDA Ni Komang Artini 1 , I Gede Budiarta 2 1Prodi Pendidikan Geografi, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia A B S T R A K Penelitian ini bertujuan untuk 1 Mengidentifikasi karakteristik wisata spiritual di Nusa Penida dan 2 memetakan jalur wisata spiritual di Kecamatan Nusa Penida. Objek penelitiannya adalah tentang karakteristik wisata spiritual dan memetakan jalur wisata spiritual. Subjek penelitiannya adalah pemangku pada setiap pura, sopir dan kepala desa di Nusa Penida. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode observasi lapangan dan wawancara. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan mempertimbangkan hasil observasi lapangan dan wawancara mengenai wisata spiritual yang dikaji dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 1 Karakteristik wisata spiritual di Nusa Penida memiliki yaitu tipologi bangunan, susunan pura, orientasi pura, sasaran yang dipuja, penyungsung pura, dan fungsi pura. 2 urutan jalur wisata spiritual dari keempat pura dimulai dari yang pertama sampai terakhir yaitu Pura Goa Giri Putri, Pura Batu Medau, , Pura Puncak Mundi, dan Pura Goa Giri Putri. A B S T R A C T This research was conducted which aimed to 1 Identify the characteristics of spiritual tourism in Nusa Penida and 2 Map the spiritual tourism route in Nusa Penida Sub-district. The object of this research was the characteristics of spiritual tourism and mapping the spiritual tourist route. The research subjects are the stakeholders of each temple in Nusa Penida, all spiritual travel drivers and the village chief in Nusa Penida. The method used in collecting data in this research was field observation and interview. The data analysis used was descriptive qualitative, by considering the result of the field observation and the interview about spiritual tourism which studied in this research. The results of this study showed that 1 Thespiritual tourism in Nusa Penida has some characteristicsnamely building typology, temple arrangement, temple orientation, revered target, templestakeholders, and temple function. 2 The sequence of the spiritual tour of the four temples in Nusa Penida started from the first to the last temple namely Goa GiriPutri Temple, BatuMedau Temple, PuncakMundi Temple, and Penataran Ped Temple. Copyright © Universitas Pendidikan Ganesha. All rights reserved. Corresponding author. E-mail addresses artinikomang96 Penulis Pertama, budiartagd_geo Penulis Kedua A R T I C L E I N F O Article history Received 19 Desember 2018 Received in revised form 6 Maret 2018 Accepted 12 MAret 2018 Available online 31 Maret 2018 Kata Kunci Pemetaan Jalur Wisata Spiritual Keywords Mapping Spiritual Tour Route 45 Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha, Vol. 6, No. 1, Maret 2018, pp. 44-53 Ni Komang Artini / Pemetaan Jalur Wisata Spiritual Di Kecamatan Nusa Penida 1. Pendahuluan Perkembangan dunia pariwisata yang secara signifikan beberapa tahun terakhir mempunyai dampak pada perkembangan perekonomian suatu negara. Selain peningkatan devisa negara, pariwisata juga berperan dalam bentuk perluasan lapangan kerja, peningkatan pertumbuhan ekonomi, peningkatan kesejahteraan masyarakat, kemiskinan, dan pemerataan pembangunan spasial. Perkembangan kepariwisataan bertujuan memberikan keuntungan baik bagi wisatawan maupun warga setempat. pariwisata dapat memberikan kehidupan yang standar kepada warga setempat melalui keuntungan ekonomi yang didapat dari tempat tujuan wisata Marpaung, 2002. Tambahan perkembangan infrastruktur dan fasilitas rekreasi, keduanya menguntungkan wisatawan dan warga setempat, sebaliknya kepariwisataan dikembangkan melalui penyediaan tempat tujuan wisata. Berbagai daerah memiliki rencana induk pengembangan pariwisata dalam skala mikro untuk pengembangan objek atau atraksi wisata maupun rencana pengembangan secara regional atau nasional Arjana, 2016. Objek daya tarik wisata sangat hubungnnya dengan travel motivation dan travel fashion. Di dalam suatu perjalanan wisata, tentu dilihat dari suatu jalan/paket wisata agar suatu perjalanan wisata jelas lebih dikenal merata dan menarik. Paket wisata merupakan terjemahan yang cepat untuk istilah tour package yang merupakan sebagai sesuatu rencana atau acara perjalanan wisata yang telah tersusun secara tetap, dengan harga tertentu yang telah termasuk pula biaya-biaya untuk transfer/pengangkutan, fasilitas akomodasai/hotel, serta darma wisata di kota/kota-kota, objek-objek wisata dan atraksi-atraksi yang telah tercantum dalam acara itu Suyitno,2001. Terdapat dua paham, yaitu pertama religi sebagai bagian hidup kesusilaan manusia dan memiliki nilai susila yang tinggi. Gagasan tersebut telah diuraikan secara filosofi oleh Kant. Kedua, religi tergolong dalam alam hidup manusia. Religi kedua ini menghendaki tiga kebenaran utama, yaitu percaya bahwa Tuhan ada, percaya kepada hukum kesusilaan alamiah, dan pada roh yang abadi. Dari dua konsep religi semacam ini, pada kenyataannya pengertian kedua yang menarik perhatian peneliti budaya. Munculnya istilah pariwisata spiritual atau wisata spiritual tidak bisa terlepas dengan adanya gerakan sumber terjadinya segala sesuatu dan manusia adalah bagian dari kekuatan semesta itu. Dengan kata lain, orang menyebut kekuatan semesta itu sebagai kekuatan besar makro kosmos, dan manusia adalah kekuatan kecil mikro kosmos. Kalau dalam matematika dikenal himpunan bagian, maka dalam kaitan ini manusia merupakan himpunan bagian dari makro kosmos. Fian 2015 untuk tujuan perencanaan kepariwisataan di suatu objek harus diperlukan data karakteristik wisatawan berdasarkan kebutuhan atas riil kelompok/segmentasi wisatawan bukan berdasarkan atas variabel tunggal yang bersifat linier. Wisata Religi merupakan jenis wisata keagamaan pileimge tour atau wisata yang bermotif spiritual. Wisata Religi dalam pengertian yaitu telah menarik perhatian peneliti budaya, karena di dalamnya sering terdapat muatan budaya yang unik. Terdapat dua paham, yaitu pertama religi sebagai bagian hidup kesusilaan manusia dan memiliki nilai susila yang tinggi. Selain di Bali ada juga di Pulau Nusa Penida, yang Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha, Vol. 6, No. 1, Maret 2018, pp. 44-53 46 JJPG. P-ISSN. 2614-591X E-ISSN 2614-1094 penduduknya menganut Agama hindu dan juga banyak penduduk yang religius Sukadi, 2001. Pulau Nusa Penida terletak di sebelah barat daya Pulau Bali yang merupakan bagian dari wilayah Kecamatan di Kabupaten Klungkung. Nusa Penida terkenal dengan banyak wisata yaitu wisata bahari, wisata alam, dan wisata spiritual. Semakin banyaknya pemedek atau masyarakat lokal yang melakukan persembahyangan di Nusa penida sehingga masyarakat Nusa Penida menekankan tentang wisata spiritual dan masyarakat Nusa Penida sebagian besar bersifat religius yang dapat dilihat dari keberadaan pura yang ada di Nusa Penida diantaranya yaitu, Pura Goa GiriPutri, Pura Batu Medau, Pura Puncak Mundi, dan Pura Dalem Penataran Ped. Pemetaan jalur wisata religi ini perlu diterapkan untuk mempermudah wisatawan atau pelancong atau pemedek untuk melakukan yang namanya Tirta Yatra yang mana pemedek memulai perjalanan dari pura pertama hingga pura terakhir. Pemetaan jalur wisata spiritual ini dibuat untuk memperbaiki intensitas wisatawan agar semakin meningkat selain itu untuk memperbaiki perekonomian masyarakat setempat. Pada saat ini belum adanya pemetaan jalur tersebut, maka penelitian ini dibuat untuk memberikan manfaat bagi pemerintah dan masyarakat. Belum diketahuinya urutan jalur wisata yang ditempuh atau belum dikenalnya jalur perjalanannya, sehingga menarik untuk mengadakan penelitian tentang “ Pemetaan Jalur Wisata Spiritual Di Kecamatan Nusa Penida”. Permasalahan pada penelitian ini 1 bagaimana karakteristik wisata spiritual di Kecamatan Nusa Penida, 2 bagaimana jalur wisata spiritual di Kecamatan Nusa Penida. Tujuan dari penelitian ini 1 mengidentifikasi karakteristik wisata spiritual di Kecamatan Nusa Penida, 2 memetakan jalur wisata spiritual di Kecamatan Nusa Penida. 2. Metode Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Nusa Penida. Objek dalam penelitian wisata spiritual yaitu Pura yang terletak di Kecamatan Nusa Penida. Memperhatikan Objek Penelitian tersebut, yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah pemangku pada setiap pura, kepala desa dan sopir angkutan darat. Penelitian ini menggunakan racangan penelitian deskriptif. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data sekunder bersumber dari Badan Pusat statistik Kabupaten Klungkung. Data primer yang telah dikumpulkan selanjutnya akan dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan keruangan. karakteristik wisata spiritual di Kecamatan Nusa Penida dan menentukan jalur wisata spiritual di Kecamatan Nusa mengenai jalur wisata dipetakan menggunakan projek SIG 3. Hasil dan pembahasan Karakteristik Wisata Spiritual a. Pura Goa Giri Putri Pura Goa Giri Putri terletak di Karangsari, Desa Suana, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung Bali. Pura Goa Giri Putri ini berfungsi sebagai tempat pemujaan bagi umat Hindu. Dalam perkembangannya, manusia memikirkan pola kehidupan baru 47 Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha, Vol. 6, No. 1, Maret 2018, pp. 44-53 Ni Komang Artini / Pemetaan Jalur Wisata Spiritual Di Kecamatan Nusa Penida dengan pola permukiman tetap serta dukungan teknologi yang kian canggih agar mampu mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Meski kehidupan kian modern, namun kenyataan menunjukkan bahwa tradisi prasejarah atau kebudayaan di dalam goa tetap eksis dengan fungsi yang terus berkembang atau berubah. Terdapat 5 tempat bersembahyang /pelinggih. Pada saat berkunjung tangkil ke Pura Goa Giri Putri. Sampai di atas, bertemu pelinggih pertama Pelinggih Hyang Tri Purusa berupa sebuah Padmasana yang berada persis di depan mulut goa. Tipologi bangunan pelinggih pada pura ini yaitu arah barat ke timur dauh-dangin yang malinggih di pelinggih itu adalah kekuatan Ida Sang Hyang Widhi dalam perwujudannya sebagai Hyang Tri Purusa ajaran Siwa Sidantha yang terdiri atas Paramasiwa, Sadasiwa dan Siwatma. Persembahyang di Pelinggih Tri Purusa, pemedek lanjut memasuki areal Goa Giri Putri. Begitu melewati terowongan, pemedek kembali menemukan pelinggih kedua, yakni Pelinggih Hyang Wasuki yang berupa Sapta Petala. Tipologi bangunan pelinggih pada pura ini yaitu arah utara ke selatan kaja-kelod dengan orientasi pura menghadap ke gunung. Usai melakukan persembahyangan di Pelinggih Hyang Wasuki, pemedek melanjutkan persembahyangan di pelinggih ketiga berupa Padmasana. Pelinggih ini merupakan tempat berstananya Hyang Giripati/Siwa, Penyineban Ida Batara dan tempat pelukatan. Tipologi bangunan pelinggih pada pura ini yaitu arah barat ke timur dauh-dangin. Persembahyangan berikutnya adalah pelinggih keempat yakni tempat berstananya Hyang Giri Putri. Tipologi bangunan pelinggih pada pura ini yaitu arah utara ke selatan kaja-kelod dengan orientasi pura menghadap ke gunung. Terakhir, Pelinggih Hyang Siwa Amerta, Sri Sedana/Ratu Syahbandar dan Dewi Kwam im. Tipologi bangunan pelinggih pada pura Kwam Im yaitu barat ke timur dauh-dangin. Pemedek atau pengunjung yang datang ke Pura ini tidak hanya dari Nusa Penida melainkan dari seluruh Bali yang melakukan persembahyangan atau Tirta Yatra ke Pura ini, tidak hanya masyarakat Hindu yang berkunjung melainkan ada masyarakat luar atau Tourist yang berkunjung ke Pura ini, ada yang melakukan persembahyangan dan ada juga yang hanya mengambil dokumentasi. Gambar 1. Pura Goa Giri Putri Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha, Vol. 6, No. 1, Maret 2018, pp. 44-53 48 JJPG. P-ISSN. 2614-591X E-ISSN 2614-1094 b. Pura Batu Medau Pura Batu Medau terletak di desa Suana, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali di sebelah barat Desa Semaya. Pura Batu Medau merupakan pura Sad Kahyangan. Nama Batu Medau berasal dari perahu medah batu atau perahu yang membelah batu. Terbentuknya Pura batu Medau dapat dilihat sejarah yaitu cerita yang mengisahkan tentang I Renggan salah satu cucu Dukuh Jumpungan yang mau menaklukkan Bali dengan perahu saktinya. Ia diyakini mampu membuat setiap daratan yang dilewati perahu tersebut menjadi lautan. Kemudian Bhatara Toh Langkir yang menegetahui keinginan tersebut maka dibuatlah I Renggan tidak bisa mengendalikan perahu tersebut dan tertidur pulas. Perahu tersebut terdampar di Manggis Karangasem dan menabrak pulau yang ada di sana sehingga pulau tersebut terbelah dan menyisakan pulau kecil-kecil seperti disekitaran Padang Bai, kemudian dari kegagalannya tersebut I Renggan kembali ke Nusa Penida tepatnya di timur pulau bermaksud menambatkan perahunya di sana, ternyata perahu yang tidak terkendali sempurna malah lewat ke pantai dan membelah gundukan batu yang ada di sana. Bekas perahu I Renggan tersebut dibuat suatu tempat pemujaan yang kini di sebut dengan Pura Batu Medau. Pura Batu Medau memiliki 3 lokasi pura yaitu Pura pertama atau Pura Segara menghadap ke selatan kelod dengan memiliki 2 susunan pura yaitu halaman luar dan halaman dalam yang berstana di pura ini yaitu dewa Baruna, Pura kedua atau Pura Taman menghadap ke selatan kelod dengan memiliki 2 susunan pura yaitu halaman luar dan halaman dalam, yang berstanan di pura ini yaitu Dewi Gangga, Pura ke tiga atau Pura Penataran Agung menghadap ke selatan kelod dengan memiliki 3 susunan pura yaitu halaman luar, halaman tengah, dan halaman dalam, yang berstana di pura ini yaitu Ida Ratu Mas Landung. Orientasi ketiga pura ini menghadap ke gunung. Pemedek atau pengunjung yang datang ke Pura ini tidak hanya dari Nusa Penida melainkan dari seluruh Bali yang melakukan persembahyangan atau Tirta Yatra ke Pura ini, tidak hanya masyarakat Hindu yang berkunjung melainkan ada masyarakat luar atau Tourist yang berkunjung ke Pura ini, ada yang melakukan persembahyangan dan ada juga yang hanya mengambil dokumentasi. Gambar 2. Pura Batu Medau 49 Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha, Vol. 6, No. 1, Maret 2018, pp. 44-53 Ni Komang Artini / Pemetaan Jalur Wisata Spiritual Di Kecamatan Nusa Penida c. Pura Puncak Mundi Pura Puncak Mundi terletak di Dusun Rata, Desa Klumpu, Kecamatan Nusa Penida Bali. Pura ini terdiri dari tiga paleban pura yaitu persembahyangan pertama Pura Taman Beji yang merupakan tempat berstananya Ida Bhatara Dewi Gangga. Tipologi bangunan pelinggih pada persembahyangan pertama yaitu dari barat ke timur dauh-dangin dengn orientasi Pura menghadap ke gunung. Pura Taman memiliki dua susunan Pura yaitu jeroan dan jaba sisi atau dalam dan halaman luar. Persembahyangan kedua adalah Pura Dalem Kerangkeng yaitu tempat berstananya Ida Bhatara Durga. Tipologi bangunan pelinggih pada Pura kedua yaitu arah utara ke selatan kaja-kelod dengan orientasi Pura menghadap ke Gunung. Pura Dalem Kerangkeng juga memiliki dua susunan Pura yaitu jeroan dan jaba sisi atau dalam dan halaman luar. Persembahyangan ketiga merupakan yang terakhir yang Pura Puncak Mundi yang merupakan tempat berstananya Ida bhatara siwa yang menjelma sebagai Dukuh Cemeng. Tipologi bangunan pelinggih pada Pura ketiga menghadap timur Dangin yaitu ke arah terbitnya matahari. Pura Puncak Mundi memiliki Tri Mandala atau tiga susunan Pura yaitu jaba sisi, jaba tengah, dan jeroan atau halaman luar, halaman tengah dan halaman dalam. Pemedek atau pengunjung yang datang ke Pura ini tidak hanya dari Nusa Penida melainkan dari seluruh Bali yang melakukan persembahyangan atau Tirta Yatra ke Pura ini, tidak hanya masyarakat Hindu yang berkunjung melainkan ada masyarakat luar atau Tourist yang berkunjung ke Pura ini, ada yang melakukan persembahyangan dan ada juga yang hanya mengambil dokumentasi. Gambar 3. Pura Puncak Mundi d. Pura Penataran Ped Pura Penataran Agung Ped terletak di Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali. Ada empat lokasi pura yang bersatu pada areal Pura Penataran Agung Ped. Pura Segara, sebagai tempat berstananya Batara Baruna. Tipologi bangunan Pelinggih pada Pura Segara menghadap utara ke selatan kaja-kelod dengan orientasi pura menghadap ke Gunung. Pura Segara memiliki 2 susunan pura yaitu jaba sisi dan jeroan bagian lur dan bagian dalam. Beberapa meter mengarah ke selatan ada Pura Taman yaitu tempat berstananya Dewa Wisnu. Tipologi pelinggih pada pura Taman menghadap utara ke selatan kaja-kelod dengan orientasi pura menghadap ke gunung. Pura Taman memiliki 3 susunan pura yaitu jaba sisi, jaba tengah dan jeroan halaman luar, halaman tengah dan halaman dalam. Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha, Vol. 6, No. 1, Maret 2018, pp. 44-53 50 JJPG. P-ISSN. 2614-591X E-ISSN 2614-1094 Mengarah ke baratnya lagi, ada Pura Dalem Ida Ratu Gede Mecaling tempat berstananya Ratu Gede. Tipologi bangunan pelinggih pada pura Penataran Ratu Gede Mecaling yaitu arah utara ke selatan kaja-kelod dengan orientasi pura menghadap ke gunung. Pura Ratu Gede Mecaling memiliki 2 susunan pura yaitu jaba sisi dan jeroan halaman luar dan dalam. Di sebelah timurnya ada Pura Penataran agung Dalem Peed yaitu tempat berstananya Ratu Mas. Tipologi bangunan pelinggih pada pura Ratu Mas yaitu utara ke selatan kaja-kelod dengan orientasi pura menghadap ke gunung. Pura Ratu Mas memiliki 3 susunan pura yaitu jaba sisi, jaba tengan dan jeroan halaman luar, halaman tengan dan halaman dalam. Pemedek atau pengunjung yang datang ke Pura ini tidak hanya dari Nusa Penida melainkan dari seluruh Bali yang melakukan persembahyangan atau Tirta Yatra ke Pura ini, tidak hanya masyarakat Hindu yang berkunjung melainkan ada masyarakat luar atau Tourist yang berkunjung ke Pura ini, ada yang melakukan persembahyangan dan ada juga yang hanya mengambil dokumentasi. Tipologi bangunan pelinggih pada pura yang dimaksud adalah arah pura, dalam wisata spiritual di Kecamatan Nusa Penida arah pura ini berbeda-beda dan dalam Agama Hindu pembangunan pura sesuai dengan dewata nawa sanga yang artinya sembilan penjuru arah mata angin menurut Hindu. Adapun yang dimaksud yaitu 1 Arah timur sebagai Dewa Iswara 2 Arah selatan sebagai Dewa Brahma 3 Arah barat sebagai Mahadewa 4 Arah utara sebagai Dewa Wisnu 5 Arah tenggara sebagai Maheswara 6 Arah barat daya sebagai Dewa Rudra 7 Arah barat laut sebagai Sankara 8 Arah timur laut sebagai Sambhu 9 Tengah sebagai Dewa Siwa Penyungsung pura dari keempat pura diantaranya Pura Batu Medau penyungsung pura yang terdiri dari 6 desa yaitu Desa Kutampi, Kutampi Kaler, Batununggul, Suana, Tanglad, dan Pejukutan dan 9 orang sebagai pengurus pura, Pura Goa Giri Putri yang merupakan Dusun Karang Sari sebagai penyungsung pura dan 2 kelompok yaitu kelompok pertama dan kedua yang sebagai pengayah terdiri dari masing-masing 12 orang sebagai pengurus pura, Pura Puncak Mundi terdapat sebelas banjar adat yang menjadi penyungsung di antaranya Banjar Baledan Duur, Banjar Baledan Beten, Banjar Klumpu Kauh, Banjar Klumpu Kangin, Banjar Angas, Banjar Mentaki, Banjar Rata, Banjar Tiagan, Banjar Bila, Banjar Cubang dan Banjar Iseh dan 19 orang sebagai pengurus pura setiap harinya. dan Pura Penataran Agung Ped yaitu seluruh Desa yang ada di Nusa Penida merupakan penyungsung Pura tetapi hanya 18 orang dibentuk panitia sebagai pengurus pura. Fungsi pura, Bangi Masyarakat Hindu, Pura itu merupakan tempat melakukan persembahyangan. Bagi masyarakat luar atau wisatawan berbeda karena tourist karena menurut tourist wisata spiritual merupakan salah satu objek wisata karena Pulau Nusa 51 Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha, Vol. 6, No. 1, Maret 2018, pp. 44-53 Ni Komang Artini / Pemetaan Jalur Wisata Spiritual Di Kecamatan Nusa Penida Penida terkenal banyak wisata diantaranya wisata alam, wisata spiritual sehingga wisatawan tertarik untuk berkunjung ke wisata spiritual. Hasil penelitian ini sesuai dengan temuan Gelebet 2008 hasil penelitiannya menyatakan bahwa karakteristik wisata spiritual mempunyai beberapa bagian seperti tipologi bangunan suci pada kompleks pura, susunan pura sebagai kompleks bangunan, orientasi pura, sasaran yang dipuja, penyungsung pura, dan fungsi pura. Pemetaan Jalur Wiata Spiritual di Kecamatan Nusa Penida Sebelum pemedek atau pengunjung melakukan persembahyangan ke Nusa Penida, pemedek atau pengunjung yang dari luar Nusa Penida terlebih dahulu menyebrang dengan transportasi laut karena Nusa Penida merupakan Pulau yang terpisah dengan Bali yang merupakan kabupaten Klungkung, pertama dari rumah masing-masing menuju tempat penyeberangan atau pelabuhan. Terdapat empat tempat penyeberangan atau pelabuhan yang berbeda yaitu 1 Padang Bai dengan menggunakan kapal roro dan turun di Kutampi Nusa Penida 2 Pesinggahan dengan menggunakan boat turun di Buyuk Nusa Penida 3 Kusamba dengan menggunakan boat turun di Sampalan Nusa Penida 3 Sanur dengan menggunakan boat turun di berbeda tempat ada di Buyuk Nusa Penida dan ada di Toya Pakeh Nusa Penida sesuai dengan boat yang dinaiki. Pemilihan rute adalah salah satu indikator penting dalam pergerakan orang dan kendaraan dalam mencapai tujuan. Setiap orang menginginkan efisiensi waktu, jarak, biaya dan kenyamanan dalam menentukan rute terbaik. Pengunjung atau pemedek yang dulu biasanya naik kapal roro untuk menyeberang sekarang para pemedek lebih banyak menggunakan boat untuk menyeberang dibandingkan kapal roro karena kecepatan antara boat dengan kapal lebih cepat boat yaitu kalau naik kapal perjalanan kurang lebih 1 jam sedangkan boat dengan kecepatan kurang lebih 20 menit dan ada yang kurang lebih 30 menit sehingga pemedek lebih banyak naik boat dan tempat penyeberangan lebih banyak di sanur dan di pesinggahan karena boat yang naik di pelabuhan pesinggahan dan sanur turunnya sama yaitu di buyuk dan mobil yang mengantar jemput sudah menunggu di Buyuk karena Cuma di Buyuk yang merupakan tempat antar jemput dengan jumlah sopir serta mobil 43 yang mana mobil yang dapat menjemput pemedek sesuai nomor yang didapat, nomor mobil setiap harinya terus bergantian sehingga sopir yang mendapat nomor urutan pertama dan seterusnya sudah bersiap di lokasi. Sampai di Nusa Penida para Pemedek sudah di tunggu beberapa mobil yang satu mobil memuat 10 pemedek. Setelah pemedek berada di dalam mobil, sopir langsung membawa pemedek mulai melakukan persembahyangan ke pura yaitu pura pertama menuju ke Pura Goa Giri Putri, di Pura Goa Giri Putri melakukan persembahyangan 5 kali, di luar goa terdapat satu pelinggih dan 4 pelinggih berada di dalam goa. Kondisi jalan menuju Pura Goa Giri Putri luas dan bagus sehingga lebih cepat sampai di lokasi. Selanjutnya pemedek menuju ke pura kedua yaitu Pura Batu Medau yang tidak jauh dengan Pura Goa Giri Putri, setelah sampai di lokasi pemedek langsung melakukan Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha, Vol. 6, No. 1, Maret 2018, pp. 44-53 52 JJPG. P-ISSN. 2614-591X E-ISSN 2614-1094 persembahyangan pertama yaitu Pura Segara kemudian Pura Taman dan terakhir Pura Penataran Agung. Pemedek selanjutnya melakukan persembahyangan ke Pura Puncak Mundi yang berada di bukit paling tinggi dengan kondisi jalan yang kurang baik dan sempit, suasana di Pura Puncak Mundi juga dingin. Sampai di Pura Puncak Mundi pemedek langsung melakukan persembahyangan ke 4 lokasi , dan yang terakhir pemedek sembahyang di Pura Penataran Ped dan mekemit atau menginap di Pura Penataran Ped, di Pura Penataran Agung Ped pemedek melakukan persembahyangan 4 pura. Pura Penataran Agung Ped merupakan pura yang terakhi dan sebagai tempat menginap atau mekemit sebelum pemedek kembali ke rumah karena jarak pelabuhan dengan Pura Penataran Agung Ped sangat dekat dibandingkan dengan ketiga pura lainnya sehingga pemedek lebih gampang dan lebih cepat untuk pulang keesokan harinya. Hasil penelitian ini sesuai dengan temuan Syaiful Anam 2016 hasil penelitiannya menyatakan bahwa dalam melakukan perjalanan dari suatu tempat asal ke tempat tujuan, perjalanan dengan rute terbaik menjadi harapan setiap orang. Rute terbaik yang dimaksudkan disini adalah rute perjalanan yang kemungkinan besar memiliki waktu tempuh tercepat. Rute terbaik pada umumnya adalah berdasarkan jarak tempuh dari suatu tempat ke tempat yang lain. Pada kenyataannya rute terbaik seharusnya memperhatikan kondisi jalan misalnya kapasitas jalan, banyak kendaraan yang melewati, jarak tempuh dan lain-lain. Gambar 4. Peta Jalur Wisata Spiritual Nusa Penida 53 Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha, Vol. 6, No. 1, Maret 2018, pp. 44-53 Ni Komang Artini / Pemetaan Jalur Wisata Spiritual Di Kecamatan Nusa Penida 4. Simpulan dan saran Karakteristik wisata spiritual di Kecamatan Nusa Penida memiliki perbedan dan persamaan. Perbedaan dapat dilihat dari tipologi bangunan pelinggih, susunan pada setiap pura, sasaran yang dipuja, kemudian yang menjadi persamaan pada karakteristik pura yaitu orientasi pura, penyungsung pura serta fungsi pura dan Urutan jalur wisata spiritual dapat dilihat dari urutan pertama hingga terakhir yaitu Pura Goa Giri Putri, Pura Batu Medau, Pura Puncak Mundi dan Pura Penataran Ped. Peneliti selanjutnya bisa mengadakan penelitian mengenai lokasi yang sama dengan sudut pandang berbeda, namun dengan variabel pemetaan jalur wisata spiritual. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi atau acuan kepada peneliti lain yang berminat untuk melakukan penelitian sejenis, dapat digunakan sebagai perbandingan atau pertimbangan dengan memperhatikan kendala-kendala yang dialami untuk perbaikan dan penyempurnaan pelaksanaan penelitian. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam pemetaan jalur wisata spiritual di Kecmtan Nusa Penida sehingga bisa mempermudah pengunjung yang datang melakukan persembahyangan. Dapat memberikan informasi mengenai Kecamatan Nusa Penida yang memiliki wisata spiritual yang dapat membantu masyarakat Nusa Penida dalam perekonomian. Daftar Rujukan Anam, Pencarian Rute Terbaik Menggunakan Logika Fuzzy dan Algoritma Semut”. Jurnal Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya KNPMP I, Vol. 24, Diunduh pada 5 juli 2017 Arjana, I Gusti Geografi PariwisatadanEkonomi Kreatif. Jakarta Rajawali Damasdino, Fian. 2015. “Studi Karakteristik Wisatawan dan Upaya Pengembangan Produk Wisata Tematik di Pantai Goa Cemara, Pantai Kuwaru, dan Pantai Pandansimo Baru Kabupaten Bantul”. Jurnal Media Wisata, diunduhPada 7 Maret 2017 Dan Perbandingan Arsitektur Pura Maospait Dengan Beberapa Kuna Lain di Bali”. Jurnal Wisata Spiritual Lintas Agama, Vol. 38, No 2, hal. 59-75. Diunduh pada 3 juli 2017. Marpaung, Happy. 2002. Pengantar Pariwisata. Bandung Alfabeta. Sukadi, Riestiana Meita. 2001. New Age WisataSpiritual Lintas Agama. Journal Speed-Sentral Penelitian, Vol. 6, No. 4. Diunduh pada 8 Maret 2017 ... Thus research covers both primary data and secondary data. Primary data collected directly by the author Martono, 2014 is data from observations done directly in the field while the type of secondary data is data that has been previously collected that can be used in this study in the form of documents, photos, images and Artini, 2018. Collecting data in this study using literature study, namely data collection techniques through written documents, photos, pictures, electronic documents, and the internet that can support the writing process. ...I Made Rony Mulia Kusuma PutraI Gede MudanaI Made Darma Oka Muhamad NovaThis research aims to analyze the implementation of sustainable tourism in spiritual tourism at Pura Luhur Tamba Waras in Desa Sangketan, Tabanan Regency, Bali, Indonesia. This research uses qualitative analysis techniques. The data source used is secondary data and is accessed through company documents, journals, books, articles, and websites. The results show that sustainable tourism in spiritual tourism at Pura Luhur Tamba Waras are the application of basic concepts in sustainable tourism, namely the social concept of cooperation. The economic concept has also been implemented very well, namely the surrounding community can sell spiritual facilities and infrastructure in the temple area, but the implementation of the environmental concept is not good because the waste that is used for spiritual tourism is not well managed. Pura Luhur Tamba Waras has implemented three basic concepts of sustainable tourism, namely social, economic and environmental but the concept of the environment has not been maximally A ABDURASSULOVARoza Ubaidyalayevna MаmykоvаE. B ZHAPPARBERGENOVA. Lesson Study is an experiential learning experience that has a direct impact on developing local knowledge and improving teaching. In the Lesson Study model, teachers of the same class or course meet regularly to co-create and plan lessons aimed at finding effective teaching methods. As interest in the world of education has grown, Lesson Study has attracted teachers, experts and professionals from the region to use it to improve lessons - and this is also happening in Kazakhstan. It was first used in teaching mathematics in Japan and is now being used in other areas, including biology. The adaptation of the Lesson Study is interesting because Japan and Kazakhstan have different cultures. While much has been reported on how the Lesson Study is commonly used in Japan and the United States, there is little research on how it is used in Kazakhstan. Since this is a case study, it only focuses on the school. Interview and observation were the tools used in this study. The interviews were used to obtain information on how the Lesson Study is typically conducted, and observation was also used to observe the actual implementation of the Lesson Study with the researcher. In this article, much attention is paid to the events that occurred during the implementation of the Lesson Study program and the educational Rute Terbaik Menggunakan Logika Fuzzy dan Algoritma SemutSyaiful AnamAnam, Pencarian Rute Terbaik Menggunakan Logika Fuzzy dan Algoritma Semut". Jurnal Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya KNPMP I, Vol. 24, Diunduh pada 5 juli 2017Geografi PariwisatadanEkonomi Kreatif. Jakarta Rajawali Damasdino, FianGusti ArjanaBagusArjana, I Gusti Geografi PariwisatadanEkonomi Kreatif. Jakarta Rajawali Damasdino, Fian. 2015. "Studi Karakteristik Wisatawan dan Upaya Pengembangan Produk Wisata Tematik di Pantai Goa Cemara, Pantai Kuwaru, dan Pantai Pandansimo Baru Kabupaten Bantul". Jurnal Media Wisata, diunduhPada 7 Maret 2017Tinjauan Dan Perbandingan Arsitektur Pura Maospait Dengan Beberapa Kuna Lain di Dan Perbandingan Arsitektur Pura Maospait Dengan Beberapa Kuna Lain di Bali". Jurnal Wisata Spiritual Lintas Agama, Vol. 38, No 2, hal. 59-75. Diunduh pada 3 juli Pariwisata. Bandung AlfabetaHappy MarpaungMarpaung, Happy. 2002. Pengantar Pariwisata. Bandung Age WisataSpiritual Lintas AgamaRiestiana SukadiMeitaSukadi, Riestiana Meita. 2001. New Age WisataSpiritual Lintas Agama. Journal Speed-Sentral Penelitian, Vol. 6, No. 4. Diunduh pada 8 Maret 2017 . 479 109 469 168 296 208 235 294

pura yang ada di nusa penida